CeritaRakyat Bahasa Inggris "Tangkuban Perahu" Lengkap Dengan Arti Bahasa Indonesia. Legenda Tangkuban Perahu - Dongeng Cerita Sangkuriang dari Jawa Barat. Legenda "Gunung Tangkuban Perahu" (Jawa Barat) - PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI JARI KAMU. KUMPULAN CERITA LEGENDA BAHASA JAWA (Box /Set) | Shopee Indonesia.

Jawa Timur - Indonesia Rating 94 pemilih Minakjingga adalah Adipati Blambangan yang memiliki kesaktian tinggi. Suatu ketika, ia berencana untuk memberontak pada Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh seorang raja perempuan yang cantik jelita bernama Ratu Ayu Kencana Wungu. Sang Ratu kemudian mengadakan sayembara untuk menangkal ancaman dari Minakjingga. Salah seorang dari peserta sayembara ini adalah seorang pemuda bernama Damarwulan. Berhasilkah Damarwulan mengalahkan Minakjingga? Simak kisahnya dalam cerita Damarwulan dan Minakjingga berikut ini! * * * Tersebutlah seorang ratu bernama Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu. Ia adalah penguasa Kerajaan Majapahit yang ke-6. Pada era pemerintahannya, Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah yang kemudian dijadikan sebagai bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan yang berpusat di Trowulan, Jawa Timur, itu. Salah satu kerajaan kecil yang menjadi taklukan Majapahit adalah Kerajaan Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini terkenal sakti dan memiliki sepasang tanduk di kepalanya seperti kerbau. Keberadaan Adipati Kebo Marcuet ternyata menghadirkan ancaman bagi Ratu Ayu Kencana Wungu. Meskipun hanya seorang raja taklukan, namun sepak terjang Adipati Kebo Marcuet yang terus-menerus merongrong wilayah kekuasaan Majapahit membuat Ratu Ayu Kencana Wungu cemas. Ratu Majapahit itu pun berupaya menghentikan ulah Adipati Kebo Marcuet dengan mengadakan sebuah sayembara. “Barangsiapa yang mampu mengalahkan Adipati Kebo Marcuet, maka dia akan kuangkat menjadi Adipati Blambangan dan kujadikan sebagai suami,” demikian maklumat Ratu Ayu Kencana Wungu yang dibacakan di hadapan seluruh rakyat Majapahit. Sayembara itu diikuti oleh puluhan orang, namun semua gagal mengalahkan kesaktian Adipati Kebo Marcuet. Hingga datanglah seorang pemuda tampan dan gagah bernama Jaka Umbaran yang berasal dari Pasuruan. Ia adalah cucu Ki Ajah Pamengger yang merupakan guru sekaligus ayah angkat Adipati Kebo Marcuet. Rupanya, Jaka Umbaran mengetahui kelemahan Adipati Kebo Marcuet. Maka, dengan senjata pusakanya gada wesi kuning gada yang terbuat dari kuningan, dan dibantu oleh seorang pemanjat kelapa yang sakti bernama Dayun, Jaka Umbaran berhasil mengalahkan Adipati Kebo Marcuet. Ratu Ayu Kencana Wungu sangat gembira dengan kekalahan Adipati Kebo Marcuet. Ia pun menobatkan Jaka Umbaran menjadi Adipati Blambangan dengan gelar Minakjingga. Akan tetapi, Ratu Ayu Kencana Ungu menolak menikah dengan Jaka Umbaran karena pemuda itu kini tidak lagi tampan. Akibat pertarungannya dengan Adipati Kebo Marcuet, wajah Jaka Umbaran yang semula rupawan menjadi rusak, kakinya pincang, dan badannya menjadi bongkok. Jaka Umbaran alias Minakjingga tetap bersikeras menagih janji. Ia datang ke Majapahit untuk melamar Ratu Ayu Kencana Wungu meskipun pada saat itu ia telah memiliki dua selir bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Lamaran Minakjingga bertepuk sebelah tangan karena sang Ratu tetap tidak sudi menikah dengannya. Penolakan itu membuat Minakjingga murka dan memendam dendam kepada Ratu Ayu Kencana Wungu. Untuk melampiaskan kemarahannya, Minakjingga merebut beberapa wilayah kekuasaan Majapahit sampai ke Probolinggo. Tidak hanya itu, Minakjingga pun berniat untuk menyerang Majapahit. Ratu Ayu Kencana Wungu sangat khawatir ketika mendengar bahwa Minakjingga ingin menyerang kerajaannya. Maka, ia pun kembali menggelar sayembara. “Barangsiapa yang berhasil membinasakan Minakjingga akan kujadikan suamiku!” ucap Ratu Ayu Kencana Wungu di hadapan seluruh rakyat Majapahit. Sekali lagi, puluhan pemuda turut serta dalam sayembara tersebut, namun tidak ada satu pun yang berhasil mengungguli kesaktian Minakjingga. Hal ini membuat sang Ratu semakin cemas. Saat kekhawatiran sang Ratu semakin besar, datanglah seorang pemuda tampan bernama Damarwulan. Ia adalah putra Patih Udara, patih Majapahit yang sedang pergi bertapa. Saat itu Damarwulan sedang bekerja sebagai perawat kuda milik Patih Logender, seorang patih Majapahit yang ditunjuk untuk menggantikan kedudukan ayah Damarwulan. Di hadapan sang Ratu, Damarwulan menyampaikan keinginannya mengikuti sayembara untuk mengalahkan Minakjingga. “Ampun, Gusti Ratu! Jika diperkenankan, izinkanlah hamba mengikuti sayembara,” pinta Damarwulan. “Tentu saja, Damarwulan. Bawalah kepala Minakjingga ke hadapanku!” titah sang Ratu. “Baik, Gusti,” kata pemuda itu seraya berpamitan. Berangkatlah Damarwulan ke Blambangan untuk menantang Minakjingga. “Hai, Minakjingga! Jika berani, lawanlah aku!” seru Damarwulan setiba di Blambangan. “Siapa kamu?” tanya Minakjingga, “Berani-beraninya menantang aku.” “Ketahuilah, hai pemberontak! Aku Damarwulan yang diutus oleh Ratu Ayu Kencana Wungu untuk membinasakanmu,” jawab Damarwulan. “Ha… Ha… Ha…!” Minakjingga tertawa terbahak-bahak, “Sia-sia saja kamu ke sini, Damarwulan. Kamu tidak akan mampu menghadapi kesaktian senjata pusakaku, gada wesi kuning!” Pertarungan sengit antara dua pendekar sakti itu pun terjadi. Keduanya silih-berganti menyerang. Namun, akhirnya Damarwulan kalah dalam pertarungan itu hingga pingsan terkena pusaka gada wesi kuning milik Minakjingga. Damarwulan pun dimasukkan ke dalam penjara. Rupanya, kedua selir Minakjingga, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, terpikat melihat ketampanan Damarwulan. Mereka pun secara diam-diam mengobati luka pemuda itu. Bahkan, mereka juga membuka rahasia kesaktian Minakjingga. “Kekuatan Minakjingga terletak pada gada wesi kuning. Dia tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa sejata itu,” kata Dewi Wahita. “Benar. Jika ingin mengalahkan Minakjingga, Anda harus merampas pusakanya,” tambah Dewi Puyengan. “Lalu, bagaimana aku bisa merebut senjata pusaka itu?” tanya Damarwulan. “Kami akan membantumu mendapatkan senjata itu,” janji kedua selir Minakjingga itu. Pada malam harinya, Dewi Sahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka gada wesi kuning saat Minakjingga terlelap. Pusaka itu kemudian mereka berikan kepada Damarwulan. Setelah memiliki senjata itu, Damarwulan pun kembali menantang Minakjingga untuk bertarung. Alangkah terkejutnya Minakjingga saat melihat sejata pusakanya ada di tangan Damarwulan. “Hai, Damarwulan! Bagaimana kamu bisa mendapatkan senjataku?” tanya Minakjingga heran. Damarwulan tidak menjawab. Ia segera menyerang Minakjingga dengan senjata gada wesi kuning yang ada di tangannya. Minakjingga pun tidak bisa melakukan perlawanan sehingga dapat dengan mudah dikalahkan. Akhirnya, Adipati Blambangan itu tewas oleh senjata pusakanya sendiri. Damarwulan memenggal kepada Minakjingga untuk dipersembahkan kepada Ratu Ayu Kencana Wungu. Dalam perjalanan menuju Majapahit, Damarwulan dihadang oleh Layang Seta dan Layang Kumitir. Kedua orang yang bersaudara itu adalah putra Patih Logender. Rupanya, mereka diam-diam mengikuti Damarwulan ke Blambangan. Saat melihat Damarwulan berhasil mengalahkan Minakjingga, mereka hendak merebut kepala Minakjingga agar diakui sebagai pemenang sayembara. “Hai, Damarwulan! Serahkan kepala Minakjingga itu kepada kami!” seru Layang Seta. Damarwulan tentu saja menolak permintaan itu. Pertarungan pun tak terelakkan. Layang Seta dan Layang Kumitir mengeroyok Damarwulan dan berhasil merebut kepala Minakjingga. Kepala itu kemudian mereka bawa ke Majapahit. Pada saat mereka hendak mempersembahkan kepala itu kepada sang Ratu, tiba-tiba Damarwulan datang dan segera menyampaikan kebenaran. “Ampun, Gusti! Hamba telah berhasil menjalankan tugas dengan baik. Namun, di tengah jalan, tiba-tiba Layang Seta dan Layang Kumitir menghadang hamba dan merebut kepala itu dari tangan hamba,” lapor Damarwulan. “Ampun, Gusti! Perkataan Damarwulan itu bohong belaka. Kamilah yang telah memenggal kepala Minakjingga,” sanggah Layang Seta. Pertengkaran antara kedua pihak pun semakin memanas. Mereka sama-sama mengaku yang telah memenggal kepala Minakjingga. Ratu Ayu Kencana Wungu pun menjadi bingung. Ia tidak dapat menenentukan siapa di antara mereka yang benar. Maka, sebagai jalan keluarnya, penguasa Majapahit itu meminta kedua belah pihak untuk bertarung. “Sudahlah, kalian tidak usah bertengkar lagi!” ujar Ratu Ayu Kencana, “Sekarang aku ingin bukti yang jelas. Bertarunglah kalian, siapa yang berhasil menjadi pemenangnya pastilah ia yang telah membinasakan Minakjingga.” Akhirnya, mereka pun bertarung. Kali ini, Damarwulan lebih berhati-hati menghadapi kedua putra Patih Logender itu. Ia harus membuktikan kepada sang Ratu bahwa dirinyalah yang benar. Demikian pula Layang Seta dan Layang Kumitir, mereka tidak ingin kebohongan mereka terbongkar di hadapan sang Ratu. Dengan disaksikan oleh sang Ratu dan seluruh rakyat Majapahit, pertarungan itu pun berlangsung sangat seru. Kedua belah pihak mengeluarkan seluruh kekuatan masing-masing demi memenangkan pertandingan. Pertarungan itu akhirnya dimenangkan oleh Damarwulan. Layang Seta dan Layang Kumitir pun mengakui kesalahan mereka dan dimasukkan ke penjara, sedangkan Damarwulan pun berhak menikah dengan Ratu Ayu Kencana Wungu. * * * Demikian cerita Damarwulan dan Minakjingga dari Banyuwangi, Jawa Timur. Kisah ini terus berkembang menjadi cerita rakyat dengan berbagai versi. Terlepas dari itu, cerita ini juga dikisahkan dalam bentuk sastra seperti dalam Serat Kanda, Serat Damarwulan, Serat Blambangan, dan sebagainya. Cerita tentang Damarwulan dan Minakjingga juga menjadi tema pertunjukan dalam pementasan teater rakyat Jawa Timur. Bahkan, legenda Damarwulan dan Minakjingga ini telah diangkat dalam film layar lebar. Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini antara lain, pertama, sikap suka ingkar janji akan menimbulkan dampak yang buruk, seperti sikap ingkar janji Ratu Ayu Kencana Wungu mengakibatkan pecahnya peperangan antara Majapahit dan Blambangan. Kedua, sifat jahat, yakni suka merampas hak orang lain, terlihat pada perilaku Layang Seta dan Layang Kumitri yang merampas hak Damarwulan sebagai pemenang sayembara. Akibatnya, kedua orang licik itu pun masuk penjara. Samsuni/Sas/254/05-11 Dibaca kali Hak Cipta Telah Didaftarkan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonseia Copyrights by Dilarang keras mendownload, menggunakan, dan menyebarluaskan cerita-cerita di website ini tanpa seizin penulis dan Silahkan memberikan rating anda terhadap cerita ini. Komentar untuk "" Berikan Komentar Anda
Karenatipu dayanya kedua orang itu dapat mengalahkan Damarwulan, dan dimasukkannya ke dalam sumur. Berkat bantuan ayahnya, Damarwulan dapat diselamatkan dan disuruh segera menghadap ke Majapahit. Demikian cerita rakyat Jawa Timur ini terus berlanjut. Layang Seta dan Layang Kumitir telah berada di hadapan Kencanawungu.
Dari sekian banyak cerita rakyat Jawa Timur, dongeng Damar Wulan adalah salah satu cerita rakyat yang paling sering di ceritakan. Bahkan dongeng rakyat ini sudah beberapa kali di tayangkan dalam bentuk film. Tentunya membaca cerita Damar Wulan akan menambah wawasan kalian. Selamat membaca. Alkisah dahulu kala terdapat sebuah desa yang terpencil jauh dari Negeri Majapahit. Di sana hidup seorang brahmana bernama Begawan Tunggulmanik. la tinggal bernama cucunya yang sangat tampan bernama Damarwulan. “Cucuku, pergilah engkau ke Kota Raja Majapahit,” kata Begawan Tunggulmanik kepada Damarwulan pada suatu pagi. Damarwulan menyambut permintaan kakeknya dengan penuh keraguan. Namun Begawan Tunggulmanik menyarankan supaya Damarwulan menemui pamannya yang bernama Logender yang menjabat sebagai patih di Kerajaan Majapahit. Damarwulan dengan berat hati meninggalkan desanya tercinta. Setelah menempuh perjalanan panjang akhirnya Ia tiba di Kota Raja Majapahit dan sampai di kediaman Patih Logender. “Hhm…, jadi kamu yang bernama Damarwulan?” tanya Patih Logender. “Ya, Paman,” jawab Damarwulan dengan hormat. Kemudian Ia menceritakan asal-usulnya dengan jelas. Kehadiran Damarwulan tidak disukai oleh kedua anak lakilaki Patih Logender yang bernama Layang Kumitir dan Layang Seta. Namun anaknya yang ketiga, bernama Dewi Anjasmara menerimanya dengan penuh perhatian. Bahkan kemudian Dewi Anjasmara jatuh cinta kepada Damarwulan dan akhirnya mereka menikah. Sementara itu, Ratu Kencanawungu, yang memimpin Negeri Majapahit sedang mengalami kemelut. Adipati Minakjingga dari Kadipaten Blambangan bertekad mempersunting Ratu Kencanawungu yang jelas-jelas sudah menolaknya. Sang Ratu pun memanggil Patih Logender untuk membicarakan hal itu. “Paman Patih, saya mendapat berita bahwa ada seorang pemuda dari desa yang sangat sakti bernama Damarwulan. Aku ingin Ia bersedia melawan Minakjingga yang bengis itu.” kata Ratu Kencanawungu meminta kerelaan Patih Logender untuk melepas menantunya berjuang melawan Minakjingga dongeng Damar Wulan cerita rakyat Jawa Timur “Sri Ratu Kencanawungu mengirimkan ksatria yang sangat sakti dan tampan untuk bertemu Adipati Minakjingga,” bisik orang-orang yang melihat Damarwulan melangkah melewati gerbang kerajaan. Berita itu Iangsung tersebar ke seluruh penjuru Blambangan dan akhirnya sampai ke telinga Adipati Minakjingga. Damarwulan pun kemudian menghadap Adipati Minakjingga dan menyampaikan tantangannya untuk perang tanding. “Ha..ha..ha.., tanding melawanmu? Apa Ratu Kencanawungu tidak salah kirim orang?” Adipati Minakjingga meremehkan Damarwulan yang sangat tampan tetapi badannya tidak sekekar dirinya. Kemudian mereka menuju alun-alun di tengah kota. “Akulah utusan Ratu Kencanawungu yang datang untuk membunuhmu,” tantang Damarwulan dengan gagah berani. “Aku terima tantanganmu, dan jangan menyesal melawanku ya!” teriaknya berang. Dengan senjata andalannya yaitu Gada Besi Kuning Minakjingga langsung memukul Damarwulan yang tidak bersenjata. Sungguh sangat menyedihkan, Damarwulan seketika jatuh tersungkur tidak sadarkan diri lagi diiringi ejekan dan tawa Minakjingga yang menggema. Melihat kejadian itu Wahita dan Puyengan yaitu dua selir Minakjingga memohon belas kasihan. “Maaf Tuanku, pertempuran yang baru saja berlangsung sungguh tidak seimbang. Tuanku terlalu kuat dan bukan lawan yang sebanding dengannya. Mohon ampuni dia,” kata mereka sambil bersimpuh di hadapan Minakjingga yang sudah siap mengayunkan senjatanya lagi. Kedua selir itu terus memohon agar Damarwulan jangan dibunuh. Mendengar permohonan kedua selirnya, Minakjingga pun meninggalkan Damarwulan yang masih terkapar tak berdaya. Wahita dan Puyengan segera menolong dan menyadarkan Damarwulan. Ternyata kedua selir itu juga berharap Damarwulan akan mampu mengalahkan Minakjingga. Keduanya menceritakan bahwa mereka sangat tersiksa menjadi selir Minakjingga yang bengis itu. “Tapi, bagaimana aku bisa mengalahkan dan membunuhnya? Segala kemampuanku ternyata sia-sia,” tanya Damarwulan kepada kedua wanita itu. Wahita dan Puyengan membeberkan rahasia bahwa Minakjingga hanya bisa mati dengan cara dibunuh menggunakan pusaka andalannya sendiri yaitu Gada Besi Kuning. Keduanya berjanji akan membantu mencuri pusaka itu. Setelah mengalahkan Damarwulan maka Minakjingga mengadakan pesta pora. la makan dan minum sepuas-puasnya sampai akhirnya Ia mengantuk dan langsung tertidur pulas. “Hurr,…hurrr….grrrk…,” suara dengkur Minakjingga terdengar menggelegar tiada henti. Diam-diam Wahita dan Puyengan segera menyusup untuk mencuri Gada Besi Kuning yang ada di samping Minakjingga. Begitu pulasnya Ia tidur sampai Ia tidak menyadari kehadiran kedua selirnya. Akhirnya mereka berhasil mendapatkan Gada Besi Kuning lalu secepatnya menyerahkannya kepada Damarwulan. Damarwulan yang sudah mulai pulih kekuatannya, menyerukan tantangan lagi kepada Minakjingga. Wahita dan Puyengan segera membangunkan Minakjingga. la tergagap menghadapi tantangan itu dan langsung meninju Damarwulan sekuat tenaga. Damarwulan pun jatuh terkapar di tanah. Namun kemudian Ia mampu bangun dan berdiri tegak lagi berkat Gada Besi Kuning di tangannya. Minakjingga kaget menyadari pusakanya ada di tangan musuhnya. Belum hilang rasa kagetnya, tiba-tiba Damarwulan menghantam kepalanya memakai Gada Besi Kuning. Seketika itu jugs Minakjingga roboh dan tidak pernah bisa bangun lagi. cerita rakyat Jawa Timur dongeng Damar Wulan Setelah berhasil membunuh Minakjingga, Damarwulan segera menghadap Sri Ratu Kencanawungu. “Aku sangat senang kau dapat mengalahkan Minakjingga yang bengis itu,” sambut Ratu Kencanawungu dengan bangga. Sesuai dengan sayembara yang telah diumumkan oleh Ratu Kencanawungu, bahwa apabila ada perempuan yang dapat mengalahkan Minakjingga maka Ia akan diangkat menjadi saudara. Sedangkan apabila yang mengalahkannya adalah laki-laki, maka Sri Ratu Kencanawungu bersedia menjadi istrinya. Dengan demikian maka Damarwulan pun menjadi suami Ratu Kencanawungu. Pesan moral dari Dongeng Damar Wulan – Cerita Rakyat Jawa Timur adalah Sikap serakah, kejam, dan bengis akan dikalahkan oleh kebaikan. Damarwulan dengan niatnya yang tulus menolong akhirnya dapat mengalahkan Minakjinggga yang kejam. Temukan dan baca Cerita Rakyat Indonesia Paling Populer Dari Pulau Jawa pada artikel kami berikut ini Kumpulan Cerita Nusantara Rambut Putri Naya
Buatlahringkasan cerita 'anoman duta' 1 paragraf dalam bahasa jawa krama inggil Ringkasan cerita anoman duta - Brainly.co.id. pokok pokok isi crita anoman duta paragraf 1 - Brainly.co.id. Cerita Anoman Obong Dalam Bahasa Jawa - Belajar. Anoman Duta Lan Anoman Obong Materi Pembelajaran Mapel Bahasa Jawa Kelas 9 SMPN 3 Mojogedang - YouTube Tari Damarwulan atau sering juga dikenal dengantater jengger atau jinggonan, adalah fungsi seni pertunjukan dalam kehidupan masyarakat, sejenis dengan ketoprak atau ludruk. Damarwulan adalah salah satu konsep kesenian drama tari tradisional dari daerah Banyuwangi, dimana semua tokoh yang terkait dituntut untuk bisa menari dan berperan, dan kesenian ini merupakan alkulturasi antara kebudayaan Banyuwangi dan Nama Damarwulan diambil dari nama seorang tokoh yang diperankan dalam kesenian ini yaitu Damarwulan atau Minakjinggo. Kesenian ini biasanay dimainkan oleh 40 sampai 50 orang pemain yang dibagi menjadi 4 kelompok dan menggunakan bahasa ini merupakan contoh tari berpasangan karena dalam seni tari ini Diceritakan seorang ksatria yang sedang jatuh cinta kepada seorang putri raja. Cerita Damarwulan berkisar tentang antara Minakjinggo dengan Damarwulan pada masa Majapahit dan berbentuk tembang atau nyanyian dari Jawa. Pengaturan cerita biasanya dilakukan oleh seorang dalang yang fungsi dan kedudukannya mirip dengan dalang dalam pementasan seni wayang orang, dengan memberikan gambaran apa yang akan terjadi sebelum adegan dimulai. Pertunjukan biasanya diadakan mulai jam dan berakhir pada dini adalah seorang tokoh legenda cerita rakyat Jawa. Kisah Damarwulan ini cukup populer di tengah kalangan masyarakat dan banyak terdapat versi lakon, sendratari ataupun cerita tertulis yag telah dibuat mengenainya. Umumnya, kisah kisah tersebut adalah berdasarkan serat Damarwulan, yang diperkirakan mulai ditulis pada masa akhir keruntuhan awalnya Damarwulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damarwulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh hati kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan untuk membantu mengalahkan Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damarwulan yang tampan dapat menarik perhatian selir selir Menak Jinggo yaitu Waeta dan bantuan mereka, Damarwulan dapat berhasil memperoleh senjata sakti gada wesi kuning milik Menak Jinggo. Menak jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan damarwulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri SeniDalam cerita wayang dari banyuwangi dan janger penggamabaran menak jinggo berlawanan dengan penggambaran dalam serat damarwulan. Menak jinggo digambarkan berwajah rupawan dan disukai banyak wanita karena sifatnya yang arif dan bijaksan serta menjadi pengayom jinggo memberontak karena kencana wungu tidak memnuhi janji untuk menjadikan ia sebagai suaminya, setelah menak jinggo mampu menaklukan pengacu kebo marcuet yang mengamuk di majapahit. Meskipun akhirnya ia dikalahkan damarwulan, menak jinggo tetaplah dianggap pane adalah seorang sastrawan pujangga baru pernah menulis naskah drama damar wulan, yang diberinya judul sandakala ning majapahit. Meskipun demikian, kahir ceritanya sangat berbeda sekali dengan serat damar wulan yang dijadikan sebagai dasar pembuatan naskah damar versi sanuse pane ini, nasib damar wulan berakhir menyedihkan. Damar wulan dituduh berkhianat dan tidak dinikahkan dengan sang putri raja. Ia pun akhirnya dihukum mati, dan setelah majapahit ditumbangkan oleh pasukannya dari kerajaan demak bintara. Kisah damarwulan menakjingga cukup populer bagi masyarakat jawa. Sering ditampilkan dalam seni tari, wayang maupun teater rakyat. Di banyuwangi, teater rakyat yang sering mementaskan lakon itu adalah kesenian damar wulan menak jingga tersebut menceritakan damarwulan yang mendapat perintah dari putri ayu kencana wungu dari majapajit untuk mengatasi pemberontakan manak jingga. Damarwulan akhrnya berhasil memenggal kepala sang ulasan singkat mengenai tari damarwulan dan penjelasannya, semoga dapat menambah wawasan kita semua. Dan kita dapat mengambil sisi positif dari cerita di atas. Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca terima kasih. 5pilihan cerita wayang bahasa jawa dan terjemahan terbaik. Ramayana merupakan cerita yang sangat banyak digemari dan didengarkan. Source: kitabelajar.github.io. Ringkasan cerita mahabarata dalam bahasa jawa. Bagaimana kisah kelahiran gatotkaca si putra bima dapat kita simak bersama dalam cerita. Source: kitabelajar.github.io
Assalamu'alaikum RAJEB GROUPS - Di kesempatan kali ini kami akan membagikan Naskah Drama Bahasa Jawa dengan judul Lakon Damarwulan. Yup siapa sih yang tidak tahu damar wulan, mungkin bagi sebagian anak sekarang tidak banya mengenal cerita atau drama Damarwulan. Namun dulu cerita ini pernah ditayangkan di televisi swasta. berikut saya berikan penjelasan singkat mengenai Damarwulan yang saya kutip dari Wikipedia Indonesia. Damar Wulan sering juga ditulis Damarwulan adalah seorang tokoh legenda cerita rakyat Jawa. Kisah Damar Wulan ini cukup populer di tengah masyarakat dan banyak terdapat versi lakon, sendratari ataupun cerita tertulis yang telah dibuat mengenainya. Umumnya, kisah-kisah tersebut adalah berdasarkan Serat Damarwulan, yang diperkirakan mulai ditulis pada masa akhir keruntuhan Majapahit. Diceritakan awalnya Damar Wulan mengabdi sebagai tukang rumput kepada Patih Loh Gender dari Majapahit. Karena kepandaiannya, Damar Wulan dapat menjadi abdi andalan Patih Loh Gender, dan Anjasmara putri sang patih terpikat dan jatuh cinta kepadanya. Damar Wulan kemudian mendapat tugas dari raja putri Majapahit, yaitu Ratu Kencana Wungu, untuk menyamar dengan tujuan membantu mengalahkan Menak Jinggo penguasa Blambangan yang bermaksud memberontak kepada Majapahit. Damar Wulan yang tampan dapat menarik perhatian selir-selir Menak Jinggo, yaitu Waeta dan Puyengan. Dengan bantuan mereka, Damar Wulan berhasil memperoleh senjata sakti gada Wesi Kuning milik Menak Jinggo. Menak Jinggo kemudian berhasil dikalahkan dan Damar Wulan menjadi pahlawan. Ia memboyong kedua selir tersebut, serta pada akhirnya juga mempersunting sang raja putri Majapahit. Tanpa panjang lebar lagi berikut Naskah Drama Bahasa Jawa Damarwulan Lakon Damarwulan Adegan I Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Atiku rasane kok ra karu-karuan. Tansah kelingan marang Dyah Ayu Kencana Wungu. Saben wengi ora bisa turu, yen miring praupane katon ana tembok, yen mlumah wewayangane ginambar ana ing ndhuwur, yen mengkurep kok ya krasa ngganjel. Wadhuh wadhuh wadhuh. Dayun Kangmas Minakjingga. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Dyah Ayu Kencana Wungu, mrenea wong ayu. Aku kangen marang sliramu. Dayun Panjenengan mawon ingkang mriki kangmas. Kula ugi mpun kangen sanget kaliyan panjenengan. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung enak tenan iki. Ya ya ya ya wong ayu aku mrana saiki. Mnak Jingga arep ngrangkul nanging Dayun endha Minakjingga Lho lho lho kok malah mbeda. Yung yung yung yung yung yung yung aja lunga wong ayu. Dayun Ayo kang mas. Mriki kula kangen sanget kaliyan panjenengan kangmas. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung wong ayu kowe jan nggodha atiku, awas lho yen kecekel arep tak kik kuk kik kuk kik kuk. Ha ha ha ha ha. Dayun Mriki kang mas. Minakjingga Aku wis ora kuwat. Yung yung yung yung yung yung yung, kecekel kowe saiki. Aku wis ora kuwat wong ayu ha ha ha ha. Angkat/Ongkot Buta Sembah Sungkem kula Gusti Prabu. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Ana apa kowe ngganggu aku yang yangan karo yayi kencana wungu. Angkat/Ongkot Buta Gusti Kencana Wungu? wonten pundi panjenengan-ipun? Minakjingga Iki sing lagi dakdhekep. Angkat Buta Menika mboten Gusti Ratu, ananging menika Dayun Gusti. Minakjingga Apa iya? Ongkot Buta Leres Gusti, menika mboten Gusti Ratu Kencana Wungu, menika Dayun batur sampeyan dalem. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung kurangajar kowe dayun. Aku mbok apusi. Banjur kepriye Angkat Buta lan Ongkot Buta, sliramu sakloron wis netepi jejibahan saka aku. Angkat Buta Nun inggih, sampun Sang Prabu. Nawalanipun sampun kula aturaken dhumateng Gusti Ratu Kencana Wungu. Minakjingga Banjur kepriye Ongkot Buta? Mesthi ditrima. Ha ha ha. Ongkot Buta Kasinggihan Gusti, nawalanipun sampun ditampi dening Gusti Ratu Kencana Wungu. Ananging saksampunipun nawala dipunwaos banjur diremet-remet lajeng dibuwang. Saksampunipun nawala dibuwang menika Gusti Ratu Jengkar saking dhampar keprabhon. Minakjingga Lha banjur kepriye katrangan saka Kencana Wungu? Kok banjur sliramu mulih ana Blambangan. Angkat Buta Aturipun Patih Logender tigang dinten saking dinten menika Gusti Ratu badhe paring wangsulanipun. Minakjingga Apa bener kuwi Ongkot Buta? Ongkot Buta Nun inggih Sang Prabu. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Angkat Buta Ongkot Buta, majua mrene. Kowe iki buta pinter apa bodho. Krungu wangsulan ngono kok langsung bali. Becike saiki dakantemi sisan. Angkat/Ongkot Buta Ampun gusti, ampun. Dayun Ampun Dewaji. Sareh Dewaji. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung kowe aja melu-melu yun. Daktempilingi sisan kowe mengko. Angkat Buta Ongkot Buta, kowe minggata saka probolinggo nganti pitung dina suwene. Aku ora sudi ngingeti dapurmu. Aku ora sudi nduwe patih dhedhel pikirane. Angkat/Ongkot Buta Sendhika dawuh Gusti Prabu. Minakjingga Yung yung yung yung yung yung yung Dayun,atiku rasane lara. Aku amung nagih janjine Brawijaya mbiyen yen aku bisa mateni kebo marcuet aku arep didhaupake karo Kencana Wungu lan antuk Kraton Majapahit. Kebo Marcuet wis mati ing tanganku, nanging aku durung diwenehi ganjarane. Kencana Wungu ora ndang didhaupake karo aku. Malah saiki daklamar ora ana wangsulan. Yung yung yung yung yung yung yung Dayun, atiku lara. Kanggo nglelipur atiku, ayo dherekna aku ing Taman marani Dhiajeng Waita lan Puyengan. Dayun Mangga Dewaji, mangga kula dherekaken. Adegan II Ratu Kencana Wungu Paman Patih Logender, kados pundi pamanggih paman ngengingi kedadosan ingkang lumampah ing pendapi agung Majapahit gangsal dinten kepengker, Paman? Patih Logender Punten dalem sewu, lepat nyuwun pangapunten. Pamanggih kula, sampun trep lan mesthinipun menawi utusan Blambangan menika katampik lan katundhung awit sampun kumawani tumindak nungkak karma ing ngarsa gusti prabu putri. Ratu Kencana Wungu Miturut Paman Menak Koncar, kados pundi? Menak Koncar Nyuwun pangapunten gusti prabu, menawi atur kula mangke kumawantun. Ratu Kencana Wungu Inggih Paman, mangga enggal matur. Menak Koncar Majapahit badhe ketaman dahuru… Patih Logender Menak Koncar, aja gawe ada-ada kanthi munjuk atur kang kaya mangkono. Majapahit iku negri kang santosa, prajurite kondhang trenggina,s ganep ing gaman lan wasisi ing reh tata kaprajuritan. Saka ngendi pangucapmu kuwi Menak Koncar. Menak Koncar Patih Logender, aku mangsuli pandangone Gusti Prabu Kencana Wungu. Kenangapa kakang Patih kok nyaru-nyaru wuwus bali takon marang aku. Patih Logender Menak Koncar, anane aku kepeksa nyangkal panemumu awit rumangsa giris kok ana sawijining punggawa Majapahit kang kaya kowe. Kowe wani nganggep Majapahit gampang katempuhing dahuru. Kudune kowe pitaya yen ta sepira gedhene wong-wong kang bakal ngrusak Majapahit mesthi bisa katumpes kanthi gampang bebasan suwe mijet wohing ranti. Menak Koncar Kabeh aturipun Patih Logender menika leres. Nanging Majapahit bakal nyemplung ing juranging kasangsaran nalika para nayaka praja tumindak tanpa petung. Kaya kang kok tindakake nyempalani utusan Blambangan. Panjenengan menika Patih menapa brandhal pasar? Patih Logender Menak Koncar. Kencana Wungu Cukup! Patih Logender lan sira Adipati Menak Koncar. Ora mungguh yen ta para sesepuhing praja Majapahit padha rebut bener saka panemune dhewe-dhewe. Iki parepatan agung ing ngarsaku sang prabu putri Kencana Wungu. Majapahit ora butuh pasulayane para nayaka praja, ning mbutuhake pamrayoga kepriye anggone mrantasi perkara iki. Ingsun kang arsa menggalih katentreman ing Majapahit iki. Menak Koncar Punten dalem sewu, kepareng nglajengken atur pamanggih kula. Kencana Wungu Dakkeparengake, Paman. Menak Koncar Kados pundi dukanipun sang Adipati Urubisma nyumurupi panglamaripun dipuntampik lan malih menawi mangertos utusanipun dipuncempalani ing Majapahit, menika ateges ngina marang panguwaosipun sang Urubisma. Menawi kakang Minakjingga boten trimah lan nggecak perang Majapahit menapa boten dados sangsaranipun Majapahit awit Majapahit sampun kecalan sawung. Kencana Wungu Panemune Paman Menak Koncar padha kaya kang sun penggalih. Mula sajrone limang dina iki ingsun tansah nyenyuwun palimarmane Sang Hyang Widhi ing sanggar pemelengan. Wusanane ingsun nyumpena. Patih Logender Gusti Prabu, menawi kepareng mangertos kados pundi wujudipun sumpena menika? Kencana Wungu Ingsun nyumpena yen ta ana jago ing taman Kepatihan. Patih Logender Ing Kepatihan menika namung wonten kula, anak kula, Layang Seta lan Layang Kumitir. Lajeng sinten sawung menika, Gusti Prabu? Menak Koncar Kakang Patih Logender, menawi kula boten lepat, kula nampi kabar panjenengan kagungan putra mantu. Menika rak saged pun dadosaken sawung? Patih Logender Mantu kula menika bocah ndesa, ingah-ingih tebih saking wiragane satria. Dados boten pantes menawi kasawungaken. Kencana Wungu Paman Patih Logender, menawi kepareng sinten jejulukipun putra mantu penjenengan menika? Patih Logender Inggih, Gusti Prabu. Putra mantu kula sesilih Damarwulan. Kencana Wungu Sinten, Paman? Patih Logender Damarwulan, Gusti Prabu. Kencana Wungu Layang Seta lan Layang Kumitir. Ingsun ngersakake sowane Damarwulan ing pasewakan agung. Layang Seta dan Layang Kumitir memanggil Damarwulan Patih Logender Gusti Prabu, menawi kepareng mangertos kenging menapa pun Damarwulan dipuntimbali marak. Kencana Wungu Kawruhana kabeh, ingsun nyumpena yen ta kang bisa nyirnakake Prabu Urubisma ora liya priya saka kepatihan kang asesilih Damarsasangka ya Damarwulan. Sowane Damarwulan Damarwulan Kula ingkang sowan, Gusti Prabu Putri Kencana Wungu. Kencana Wungu Iki sing jenenge Damarwulan? Damarwulan Leres pamawasipun, Gusti Prabu. Kencana Wungu Yen nitik gambaran sajroning impenku, sajak pancen kowe kang bisa numpes kridhane sang Minakjingga. Lan ingsun wis prasetya, sapa kang bisa numpes reretune Majapahit yaiku Adipati Minakjingga bakal nglungguhi dhampar kencana Majapahit lan aku bakal nyuwitani wong priya mau. Adegan III Emban 1 dan 2 improvisasi damarwulan dan Anjasmara masuk bersamaan Damarwulan Kok sajake tenanan anggone padha gegojegan? Emban 1 boten kok gusti pangeran… Emban 2 E..ee..ee…kula mlebet rumiyin ndara… Anjasmara Iya yung, kana ngapa ta ngapa ana njero kana lo? Emban 1+2 Nggih ndara, sugeng ehem..ehem…lo ndara… Anjasmara E, kok isih mbeda ki lo… Damarwulan Uwis ta yayi, mung dibeda wae kok ya… Anjasmara La menika lo kangmas… Damarwulan Iya…kene-kene diajeng… Anjasmara Kangmas, kok dangu anggenipun sowan dhateng kraton. Melang-melang sanget rosing manah kula, sumelang menawi wonten menapa-menapa. Damarwulan Ya, ya, garwaku sing ayu. Antuk pamujimu raharja lakuku ora nampa alangan. Ya wis dikancani karo mbok mban ngono kok. Nggih ta, mbok? Anjasmara Lha wonten menapa ta, Kangmas, panjenengan kok dipuntimbali dening Sang Dyah Subasiti? Damarwulan Ngene, yayi. Aku mau katimbalan gusti Kencana Wungu jalaran aku kautus numpes kridhane Adipati Minakjingga ing Kadipaten Blambangan. Mula kuwi, aku arep pamit njaluk puji rahayu marang sliramu jalaran aku kudu mangkat dina iki. Anjasmara Dhuh, Kangmas, pepundhen kula. Sakalangkung bombong manah kula, ananging kula sakalangkung sumelang. Adipati Blambangan menika lak kondhang sinekti mandraguna lan nggegirisi. Menawi Kangmas mangke… nangis Damarwulan Wis, wis, cukup. Ora perlu nangis. Dipasrahake wae lelakon iki marang Gusti Kang Yasa Jagad, muga-muga kalis saka rubeda sarta antuk karya. Mula diajeng, melua dedonga, sarta aku jaluk pamit sangonana kleceme lathimu wong manis. Anjasmara Kangmas iki lo, kok ya isih mbeda aku lo ya? Kula ndherek inggih kangmas? Damarwulan Diajeng, lungaku ing Balmbangan iki dudu pariwisata, nanging nyangkul jejibahane bangsa numpes reretuning Majapahit. Mesthi bakal akeh bebaya…la kok si adhi kepengin melu ki kepriye ta? Anjasmara Kangmas, kula mboten kiyat menawi kedah pisah kaliyan panjenengan kangmas. Damarwulan Diajeng, aku lunga ora suwe, iki mung sawetara kasil gegayuhanku, aku mesthi bakal nemoni sliramu lan bakal bali kumpul maneh diajeng. Anjasmara Nanging kangmas, Minakjingga menika sekti mandraguna. Kula ajrih kangmas.. Damarwulan Ora usah wedi wong Ayu. mlaku bersama adegan roman Damarwulan Yayi sawangen endahe mbulan kae yayi….Umpama aku wis tinakdiran ora bisa nyawang sunare srengenge, cahyane rembulan, lan kumebyare lintang, aku lila yayi… Anjasmara Ampun ngendika mekaten ta kangmas? Damarwulan Merga kabeh kuwi mau wis nyawiji ing sariramu wong Ayu…. Anjasmara Ah, kakangmas iki lo? ASMARADANA Anjasmara arimami Masmirah kulaka warta Dasihmu tan wurung layon Aneng kutha Probolinggo Prang tandhing Wurubisma Kariya mukti wong ayu Pun kakang pamit palastra Damarwulan Diajeng, sajak katrem anggonmu turu. Aku mesthi bali diajeng. Anggonmu nggondheli aku kuwi ndadekna aku ora wedi ngadhepi sang Urubisma. Diajeng, muga-muga sliramu tansah setya ngenteni tekaku. Aku pamit diajeng. Damarwulan ninggalna Anjasmara. Anjasmara Kakang, Kangmas Damarwulan. Aku tansah ndedonga muga-muga gusti ingkang akarya jagad tansah maringi keslametan dhumateng panjenengan kangmas. Adegan IV Waita Yayi, Puyengan. Kepiye rasane atimu mapan aneng Kadipaten kene? Puyengan Dhuh, Kangmbok. Kula tansah prihatos ngraosaken lelampahan kula piyambak. Yektinipun kula menika boten tresna dhateng Sang Urubisma. Waita Yayi, lha kok jumbuh tenan karo pangrasaku, padha karo sliramu. Ngono kok arep duwe bojo neh, Gusti Kencana Wungu sisan. Puyengan Inggih, Kangmbok. Kula boten peduli menawi Kangmas Minakjingga krama malih, nanging kok kedah Gusti Kencana Wungu? Eman-eman Kanjeng Gusti ta nggih? Waita Lha ya. Njur nasibe dhewe piye iki, Yayi? Mula seksenana, aku bakal prasetya sapa sing bisa ngentasake aku saka Blambangan kene, yen putri bakal dak dadekake sedulur sinarawedi, yen kakung bakal dak suwitani. Puyengan Semanten ugi kula, Kangmbok. Kula ugi prasetya sami kaliyan kakangmbok. Waita Ning apa ya ana sing bakal bisa yayi? Damarwulan mlebu. Damarwulan Kula kang sagah mbiyantu mujudaken gusti putri. Waita Yayi Puyengan, kae ana priyayi bagus banget mlebu ana ing keputren. Yen tak sawang kaya dudu wong Blambangan ya? Puyengan Inggih, Kangmbok. Prayogi dipun dangu sinten asmanipun, lajeng saking pundi, saha wonten perlu menapa. Waita Jangkep tenan pitakonanmu, Yayi? noleh marang Damarwulan Kisanak, panjenengan menika sinten? Lan asalipun saking pundi? Kadosipun kok boten tiyang saking kadipaten ngriki. Damarwulan Kula Damarwulan, punggawa saking Majapahit. Lajeng panjenengan menika sinten saha menika wonten ing pundi? Waita Kula Waita dene menika adhi kula Puyengan, garwa seliripun Adipati Minakjingga. Menika wonten ing keputren Blambangan. Lha panjenengan menika wonten perlu menapa kok tindak dhateng Blambangan ingkang tebih saking Majapahit? Damarwulan Awrat raos kula awit kaduta dening narendra Majapahit supados ngrangket Adipati Minakjingga awit sampun kumawani mbalela dhateng kraton Majapahit. Puyengan Menawi mekaten kisanak, kula sakloron purun mbiyantu kisanak ngantos kasiling sedya. Waita Inggih, Kisanak. Menawi panjenengan saged ngasoraken Adipati Minakjingga, kula lan yayi kula purun ndherek panjenengan. Damarwulan Ananging kula sampun gadhah garwa, gusti. Waita Boten dados menapa. Awit menika sampun dados prasetya kula sineksen jagad saisinipun kisanak? Puyengan Inggih, Raden. Pramila raden keparenga nampi pasuwitan kula kekalih nggih? Damarwulan hmmm……. Minakjingga mlebu ngonangi Damarwulan. Minakjingga We, lha dalah! Yung, yung, yung. Ana wong wani-wanine mlebu ing taman keputren nggodha bojoku. Sapa kowe, bocah bagus? Damarwulan Jenengku Damarwulan, sentana saka Majapahit. Minakjingga guyu Dadi gustimu wis ana wangsulan kanggo lamaranku? Lak ditampa ta? Damarwulan Iya, bener. Tekaku mrene diutus dening Juwita Ratu Kencana Wungu supaya mangsuli lamaranmu kanthi ngendarat kowe. Mula manuta dak sowanake ing Majapahit. Minakjingga Wo wo wo wo , bocah gemblung! Bosen urip kowe,Wani-wanine nggugah macan turu. Tinimbang kowe mati eman-eman bagusmu, mula manuta kowe wae sing tak rangket ya! Damarwulan Bisa nglangkahi kunarpaku mbok menawa lagi klakon. Hayo tandhingana aku! Minakjingga Sak unimu! Dak ladeni kene. Yayi Sakloron, mlebua menyang kamarmu. Tak tandhingane bocah gemblung kae! Waita lan Puyengan metu. Minakjingga tandhing lumawan Damarwulan. Damarwulan asor dening gada. Minakjingga mbengok Yung yung yung yung Dayun. Mrenea, Yun. Dayun mlebu karo mlayu. Minakjingga Bocah iki wis klenger. Saiki entenana, sesuk pletheking srengenge, tak kethok gulune banjur tak cangking menyang Majapahit. Dayun Siap, Mas Bro! Jingga, Jingga, Jingga, Hu! Minakjingga metu. Dayun tunggu Damarwulan sinambi mbeda awake Damarwulan. Rada suwe, Dayun keturon. Waita lan Puyengan Mlebu nggawa pusakaning Minakjingga. Waita Jagad Dewa Bethara, teka Raden Damarwulan kok ora bisa menang tandhing karo Kangmas Minakjingga. Yayi, Kepiye prayogane? Puyengan Kakangmbok, enggal dipunungkuli pusakanipun Kangmas Minakjingga ingkang sampun kula cidra kemawon. Mbok bilih kenging dados usadaning Raden Damarwulan. Waita Iya. Gawa rene, dak ungkulane Kyai Wesi Kuning, dimen waluya Raden Damarwulan. Damarwulan diungkuli pusaka lajeng tangi. Damarwulan Aku iki ngimpi apa piye, saka rumangsaku aku turu, lha kok jebul tangi-tangi wis adhep-adhepan karo panjenengan maneh? Puyengan Raden, kala wau panjenengan asor tandhing lumawan Adipati Minakjingga. Lajeng dipunusadani dening gada menika, ingkang aran Kyai Wesi Kuning. Waita Leres, Raden. Menika pusakanipun Adipati Blambangan. Tanpa pusaka menika, sang Adipati boten saged menapa-menapa. Langkung prayogi gada menika dipunasta dening panjenengan. Damarwulan Ya, banget panarimaku dene semana labuhmu marang aku. Mula aja kesuwen ana kene, selak kadenangan sing padha jaga. Dayun tangi. Dayun bengak-bengok Whe lha dalah. Bocah kuwi tangi maneh. Kok isa? Ndara, Ndara! Raden Damarwulan bergas malih, Ndara. Ndara! Minakjingga mlebu karo omong saka jero. Minakjingga Heh! Napa ta, Yun? Bengak bengok wae. Mbrebegi wong turu ngerti apa ora kowe? Ana apa? Tekan jero, weruh Damarwulan banjur kaget Whe, lhah? Isih urip kowe, Damarwulan? Kepiye kowe Yun? Kok kowe isa ora ngerti. Dayun Nyuwun pangapunten, Ndara. Kula kala wau keturon. Damarwulan Awit pangayomane Jawata aku isih waras. Heh, Urubisma, sawangen apa sing dak gawa! Minakjingga Lho, wani nyolong pusakaku kowe. Balekna mrene! Mengko dak opahi apa panjalukmu. Damarwulan Mara mrene, tampanana! Minakjingga dikepruk gada. Banjur mati. Damarwulan magas gulune Minakjingga. Dayun metu keweden. Damarwulan Yayi, Waita lan Puyengan. Minakjingga wis tumeka pati. Iki mustakane, arep dak sowanake Majapahit. Saiki melua aku dadia seksi ya? Waita & Puyengan Kasinggihan, Raden. Layang Seta lan Layang Kumitir mlebu. Damarwulan Adhi. Kok wis tekan kene? Layang Seta Inggih, Kakang. Sami raharja, Kakang? Damarwulan Antuk pamujimu sakloron raharja ora ana pambengan, malah iki aku wis antuk gawe bisa ngasorake Minakjingga, wis tumekane pati. Layang Kumitir Sokur, Kakang. Dene panjenengan sing bisa ngrampungi karya. Aku lan Kangmas Seta melu bombong. Layang Seta Ananging, Kakang. Menapa kepareng kula nyuwun mustakanipun Minakjingga menika? Damarwulan Lho, kanggo apa, Dhi? Layang Kumitir Damarwulan, piye-piye aku tetep ora trima yen panjenengan sing bakal dadi ratu ing Majapahit. Damarwulan Lho, lha kok jebul kaya ngono penggalihmu, Dhi? Layang Seta Sabar, Dhi. Aja kesusu. Kados pundi, Kakang? Damarwulan Ya aja kaya ngono kuwi ta, Dhi. Wong kang kadhawuhan nyirnakake Minakjingga dening Ratu Subasiti kuwi aku kok. Layang Kumitir Yen ora entuk, tampanana kerisku iki, heh! Damarwulan tandhing lumawan Layang Seta lan Layang Kumitir. Damarwulan kalah. Layang Seta lan Layang Kumitir jupuk mustakane Minakjingga banjur metu. Waita lan Puyengan bengok-bengok weruh kahanane Damarwulan. Tunggul Manik mlebu. Tunggul Manik marani badane Damarwulan Hong Wilaheng Astungkara Sidhem. Whe, lha kok kaya mangkono pakartine Layang Seta lan Layang Kumitir. Jejere sentana ratu kok ora bisa kanggo tepa palupi. Damarwulan, tangia, Ngger! Damarwulan Panjenengan sinten? Tunggul Manik Aku Bapamu ngger. Damarwulan Bapa Tunggul Manik, pangabekti kula katur bapa. Tunggul Manik Iya ngger, tak tampa, sumurupa sira mau wis tumekane pati dicidra dening Layang Kumitir. Rahayune aku bisa maluyakake kowe, ngger. Mula aja kesuwen, enggal tungkanen Layang Seta lan Layang Kumitir menyang Majapahit. Damarwulan Ngaturaken agunging panuwun, Bapa. Nyuwun pangestu. Tunggul Manik metu. Damarwulan Ya wis, yayi. Ayo enggal mangkat menyang Majapahit. Waita & Puyengan Kasinggihan, Raden. Damarwulan metu kasusul Waita lan Puyengan. Adegan V Kencana Wungu kaadhep Patih Logender, Layang Seta, lan Layang Kumitir. Kencana Wungu Wa Patih, kadiparan pawartosipun Damarwulan ingkang kula utus dhateng Blambangan? Patih Logender Gusti Prabu, ngantos titi wanci menika, dereng wonten kabar saking para teliksandi ingkang sampun kasebar Gusti Kencana Wungu Hmmm…. Layang Seta Kula ingkag sowan Gusti Prabu? Kencana Wungu Seta lan Kumitir, sowan ora daktimbali ana wigati apa? Lan apa kang sira gawa? Layang Kumitir Kasinggihan, gusti. Nyuwun sewu pangapunten awit sowan boten tinimbalan. Menika jangganipun Adipati Minakjingga. Patih Logender Bagus…bagus, nanging kok dudu si Damarwulan? Layang Seta Rama Patih, kakang Damarwulan sampun seda rikala lumawan Sang Urubisma, katungka duginipun kula sakloron mbiyantu ngantos pejahipun Minakjingga nanging kakang Damarwulan ugi pejah. Damarwulan Dusta…. Kula ingkang sowan. Sembah sungkem kula, gusti. Layang Seta lan Layang Kumitir kaget Kencana Wungu Damarwulan? Dak tampa, kepenakna sowanmu. Damarwulan, Waita, lan Puyengan lungguh Damarwulan Kula namung badhe matur blaka bilih kula sampun saged ngasoraken sang Urubisma Kencana Wungu Lho, lho? Kepiye ta iki? Mau jarene Layang Seta lan Layang Kumitir sing wis ngasorake Minakjingga. Patih Logender plirak-plirik, gregeten marang anak-anake. Layang Seta lan Layang Kumitir mung dhingkluk keweden. Waita Nyuwun pangapunten, gusti. Sedaya atur Raden Layang Seta lan Layang kumitir menika boten leres. Kula lan yayi kula menika seksinipun. Puyengan Kasinggihan, juwita prabu. Sejatosipun Raden Damarwulan menika ingkang saged ngasoraken Minakjingga. Kencana Wungu Apa bener ngono? Seta Kumitir? Patih Logender Gusti Prabu, menika namung pikolehipun si Damarwulan kemawon Kok tega temen sira mitnah anakku sakloron, Damarwulan. Menak Koncar Nuwun sewu Gusti Putri. Kencana Wungu Iya, kepriye pamrayogamu Paman Menak Koncar? Menak Koncar Kepareng kula pitaken dhumateng anak angger Layang Seta lan Layang umitir. Kenca Wungu Mangga Paman. Menak Koncar Minakjingg kuwi satriya ingkang sekti mandraguna. Aku areptakon marang kowe sakloron Layang Seta Layang Kumitir. Kepriye anggonmu mateni Sang Urubisma? Layang Seta Kula kaliyan adhi kula menika mungsuh sang Urubisma. Adhi kula, kula dadosake umpan, lajeng kula magas Jangganipun saking wingking. Menak Koncar Banjur kepriye anggonmu magas Janggane Sang Urubisma Damarwulan? Damarwulan Mekaten paman, kula prang tandhing kaliyan Sang Urubisma. Ananging kula dipunpejahi ngagem Gada Wesi Kuning. Lajeng kula saged gesang malih amargi Diajeng Waita Kaliyan Puyengan mulihake kula ngagem pusakanipun Minakjingga inggih menika pedhang sokayana paman. Lajeng Minakjingg nyaketi kula, lajeng kula gebug ngangge pusakanipun piyambak inggih menika Gada Wesi Kuning, Paman Menak Koncar Saka ngendi sira bisa duwe pusaka Gada Wesi Kuning? Damarwulan Awit pambiyantunipung Diajeng Waita lan Puyengan ingkang nyidra saking gedhong pusaka Blambangan. Menak Koncar Bener Waita Puyengan? Waita + Puyengan Leres Gusti Adipati. Menak Koncar Gusti Prabu Kencana Wungu, kula saged netepaken menawi Damarwulan ingkang leres Gusti. Patih Logender Menak Koncar, lancing ucapmu, saka ngendi sira bisa netepake yen Damarwulan sing bener lan Seta Kumitir sing luput? Menak Koncar awit palapurane Waita lan Puyengan, cetha yen kabeh ucape anakmu sakloron iku goroh lan yen mung Seta Karo Kumitir kang tandhing mungsuh Minakjingg, dakkira anakmu sakloron bali amung jeneng. Patih Logender Menak Koncar, sira…….. Kencana Wungu Cukup!! Ingsun wis netepake yen ta Damarwulan tandhing karo Seta Kumitir. Sapa kang unggul jurite iku kang jujur. perang Damarwulan melawan Layang Seta lan Layang Kumitir, Damarwulan menang Kencana Wungu Ingsun netepake yen ta Damarwulan jumeneng nata ing Majapahit… ~~~~~~~sekian~~~~~~ Sekian tentang Naskah Drama Bahasa Jawa Damarwulan. Semoga bermanfaat buat kita semua. Terima kasih, salam RAJEB GROUPS Wassalamualaikum
Kejadianmeninggalnya bocah Ciamis akibat ledakan ponsel menjadi insiden no.1 di Indonesia dari total 10 (sepuluh) ringkasan peristiwa atau berita akibat ledakan baterai ponsel di Indonesia sebagai berikut:. 2.Pemuda usia 18 tahun, warga dusun Dempul, Mojokerto, Jawa Timur mengalami kebutaan akibat serpihan ledakan baterai ponsel melukai kedua matanya saat hendak melepas baterai ponsel dari
Mediapembelajaran hasil karya skripsi titis sambodo saat menyelesaikan studi di jurusan bahasa dan sastra jawa universitas negeri semarang. 2) wirama → tinggi rendah, keras lemahnya suara. Ringkasan Cerita Cindelaras Cara Golden Pitikku, dina iki kon wis daketer nutrisi genep papat waras lima sempurna. Ringkasan cerita cindelaras dalam bahasa jawa.
VOaWP. 93 361 60 336 351 406 190 443 442

ringkasan cerita damarwulan dalam bahasa jawa